• Air Mata yang Tertahan

    Oh Ibu kenapa aku tidak pernah berani menangis di depanmu. Padahal Ibu selalu menangis di depan ku setiap kali ibu berbicara dn mendoakan masa depan ku. Ibu selalu bilang kalau saya harus jadi anak yg sukses, tp air mata itu selalu keluar dan membasahi pipimu setiap kali ibu ingat bahwa kelak anaknya akan jauh darinya. Ketika anaknya sudah kerja maka akan sibuk dengan pekerjaannya, dan begitu pula ketika anaknya sudah menikah, tentu anaknya sudah tidak lagi berada di sisinya. 

    Dan di saat itu, aku hanya membisu menunduk tanpa bisa berkata-kata hanya bisa mendengar. Tapi anehnya air mata ini tertahan, bukan karena hati ini tidak tersentuh, bukan karena hati ini membatu. Tapi karena aku terlalu takut untuk menangis di depannya. Sangat takut,. Aku takut jika air mata ini mengalir dan terlihat oleh Ibu maka air mata Ibu akan semakin deras. Jadi kubiarkan saja Ibu menangis dan menyelesaikan ucapannya. Aku masih terdiam dan hanya bisa tersenyum, karena begitu bingung untuk bicara apa dn aku takut ketika bicara air mata ini keluar tanpa sadar. Aku hanya bisa mengamini dalam hati doa Ibu. 

     Dan setelah itu masuk ke kamar, dan air mata ini baru bisa keluar lepas. Syukur, haru dan takut pun bercampur dalam diri ini. Syukur karena masih bisa merasakan kasih sayang Ibu yang begitu besar, haru karena harapan seorang Ibu yang begitu besar kepada anaknya, tp juga takut yg kurasakan, sangat takut kalau aku tidak bisa memenuhi harapan itu, dan aku takut tidak bisa menggantikan setiap air mata yang ibu keluarkan menjadi sebuah senyuman. Aku ingin nanti setiap kali Ibu cerita tidak lagi air mata yang keluar tetapi hanya senyuman yang ada di wajahnya yg teduh. Kuinginkan itu, dan Aku berdoa kepada Allah agar kelak bisa memenuhi semua harapan Ibu, betapapun sulitnya karena aku yakin pengorbananku tidak akan sebanding dengan pengorbanan yg telah Ibu lakukan kepadaku.

0 komentar:

Posting Komentar