Sebuah rangkaian pembelajaran
Untaian kisah dan refleksi diri
Tertoreh lagi di layar ini
Tulisan ini akan sangat berharga
Sebagai pengingat diri yang labil
Berawal dari kekosongan hidup yang tak kunjung sembuh, menjalani hari-hari
dengan berat. Bahkan setiap satu langkah kaki terdengar bunyi helaan nafas
panjang. Begitu malas dan lelah menjalani hari-hari dengan amanah-amanah yang dijalani,
terlalu banyak keluhan yang sia-sia. Kuliah,
tugas, Ujian, dakwah, asisten, semuanya. Dunia serasa hening dan menjauh, entah
kenapa orang-orang yang berada disekitar terlihat menjauh juga mungkin karena
tembok penghalang yang sengaja dibuat sendiri. Entah masalah nya dimana, apakah karena
mengalami masalah ketika menjalani amanah dakwah? Ataukah dirutinkan dengan
kegiatan kuliah yang terasa membosankan dengan tugas-tugasnya? Atau mungkin kedua-keduanya.
Dan itulah yang membuat sedih, kenapa bisa menjadi demotivasi dan kehilangan
arah hidup saat itu. Mencari sebuah jawaban dan mencari sebuah motivasi, harus
bisa menemukan kembali warna-warna hidup agar kembali bersemangat.
Sampai puncaknya, dalam keadaan seperti ini merasa malu untuk berbagi ilmu
kepada adik-adik jurusan (mentoring). Begitu malu sampai meliburkan diri untuk
menenangkan diri. Sorenya, tiba-tiba bertemu dengan di kampus. Dengan wajah
yang sumringah dan senyum mengembang, ia menyapa dan langsung mengajak untuk
ikut acara mabit di masjid daerah pasteur. Sempat menolak ajakan nya namun tiba-tiba teringat kalau ini adalah
kesempatan untuk mencari ketenangan. Berada di rumah Allah yang begitu indah
sangat menyejukkan hati, dan tanpa alasan tiba-tiba meneteskan air mata.
Seorang pemateri menceritakan tentang “Ayat-ayat Cinta” dan bagaimana kita bisa
dekat dan merasakan indahnya “ayat-ayat cinta” itu. Ayat-ayat cinta yang
sumbernya dari Allah SWT yang akan memberikan ketenangan hati bagi siapapun
yang membaca dan mendengarnya, ya itulah Al-quran. Isi materi dari pembicara yang
begitu penting dan bermakna namun entah karena sound yang kurang jelas atau
karena terlalu bebal, jadi materi hanya bisa menyerap ke otak sebagian. Malam menjelang dan
akhirnya bisa merasakan ketenangan lebih karena bisa bersujud memohon kepadaNya
diberikan kemudahan menjalani hidup dan memohon agar diberikan jalan untuk
mencapai Ridho Nya. Dan pada hari itu, setidaknya mendapatkan sebuah ketenangan
yang luar biasa walaupun masih belum bisa menghilangkan sepenuhnya perasaan
kosong dan hampa ini. Masih belum bisa mendapatkan motivasi untuk menjalankan
amanah. L Motivasi
itu harus saya cari,.
>>> to be continued at Dari “AYAT-AYAT
CINTA” Menuju “GAYUNG
BERSAMBUT” (2)
0 komentar: